Senin, 9 Muharram 1441 H/ 9 September 2019 Jurusan Statistika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) meluncurkan dua pusat studi, Artificial Intelligence Creative Center of Excellence (AICC) dan Statistic Bioinformatics Research Center (SBRC). Peluncuran dilaksanakan bersamaan dengan Studium General mahasiswa baru FMIPA UII di Auditorium Kahar Mudzakkir.

Dijelaskan Ketua Jurusan Statistika FMIPA UII, Dr Edy Widodo SSi, MSi, pembukaan dua pusat studi ini merupakan tuntutan zaman. Terutama melimpahnya data sehingga harus dikelola secara profesional agar berguna sebagai dasar untuk membuat suatu kebijakan. “Pusat studi ini akan menjadi wadah untuk menggodog mahasiswa agar memiliki kemampuan yang lebih. Pusat studi ini juga menekankan kerjasama antar disiplin ilmu,” kata Edy.

Sementara Dekan FMIPA UII, Prof Riyanto SPd, MSi, PhD mengatakan pembukaan pusat studi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa. Selain itu, juga akan mengadakan berbagai seminar dan worshop. Di antaranya, international seminar on data science, artificial intelligence training, dan video analytics workshop.

Dr Raden Bagus Fajriya Hakim SSi, MSi, Kepala Pusat Studi AICC mengatakan kegiatan pusat studi yang dipimpinnya sudah melakukan kegiatan sejak tahun 2015. Kegiatannya meliputi pengolahan big data menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelegent) dengan cepat dan hasilnya akurat. “Era Artificial Intelligence (AI) telah memunculkan big data yang membutuhkan tenaga khusus untuk menanganinya. Kehadiran pusat studi AICC dapat membantu masyarakat untuk mengolah big data,” kata Hakim.

Kepala Pusat Studi SBRC, Dr.techn Rohmatul Fajriyah SSi, MSi mengatakan pusat studinya mengolah data untuk mendukung peningkatan kesehatan masyarakat. Salah satunya, penyakit generatif bisa diatasi menggunakan teknologi genomik dan bioinformatik. “Menggunakan teknologi genomik, orang tidak meneliti berdasarkan pada penampakkannya. Nanti akan ada alat genomik yang akan mengukur ekpresi dari gen-gen. Kalau mau memotong penyakit generatif, konsentrasinya pada ibu hamil,” kata Rochmatul.